Pada sebuah jalan
:pramudiyo pratomo
Ku dihantarkan
Di tengah serombongan
Dengan beberapa pasang mata yang ilalang
Di sudut liang sunyi nan legam nan sunyi
Ku bertaruh pada kalong yang bersayap separuh
Pada hati yang terserak pada lembar lembar puisi
Tersadur bersama sekumpulan huruf huruf mati
Tak ada nyala api
Yang terkepus sepenuh pagi
Di sudut fajar yang menghambar
Beberapa potong mimpi yang ku tebar
Pada sebuah jalan
Membentang menggaris perkampungan
Dengan serentetan
Hangar binger teriakan sekawanan perdu
Pada pintalan awan
Mendulang damba
Mengulang kata demi kata
Pada beberapa bentuk frasa
Pada sebuah jalan
Ku temukan jengkal senyap
Di besati undan d tepi pagi
Menangkap remah remah waktu
Pada gerak rerumputan dungu
Menghablur dalam debu
Pada sebuah jalan
Senyap ku ku dengar tangis akar
Dalam tanah
Yang senantiasa lindapkan keluh keasahnya
Pada sebuah jalan
Menghambur di tirai tirai fajar
Pada pepohonan yang tak berderai
Aku tersentak pada rasa terdalam
Sedalam liang sunyi nan legam
Aku berpuisi pada hati yang tak cukup mati
Puncak pagi
Suatu saat nanti
Pucuk ilalang itu akan bangkit
Tanpa setumpuk sepi
Apakah di pucuk siwalan
Kabut pagi menancap salam
Sececer pasir menunggu takdir
Di ranting ranting bakau
Di pucuk pucuk siwalan
Yang menggelepar di gelak angin
Pada ranting ranting bakau
Yang patah di tengah malam
Terkukur lari dalam sepintas sunyi
Ku eja ku baca dalam deburan ombak
Yang menghablur di hati
Tugu rejo,tugu semarang,3,maret,2010
Demi kata
:rindang kamboja
Sejernih alir airmata yang perih dan jernih
Sejernih cahaya matahari dan mataharumu
Telah ia tempuh dari akar dan pepohonan
Anak anak sungai ,awan,hujan dan telaga
Menyeduh didihkan
Melihat bebungaan rumput menguntum
Kesepakatan di sebuah jelang petang
Menyusun undakan batu batu
Memahat ukiran wajah purba
Pada pohon pohon saeh
Pada kekal musim musimku
Sebelumnya tiada warta
Ketukkan pada cuaca
Berbekas hujan
Sudah semenjak ssenja silam
Tapi hingga langit mangelam
Tak seorangpun membacanya
Demi kata paling bermakna
Ku salami palung sungai
Bahkan lubuk ngarai
Bahkan ceruk sangsai
Ku arungi geming karang
Tetapi kata yang tersua
Menolak untuk ku jadikan frasa
Menampik klausa atau ukara yang bernyawa
Apalagi larik kuplet sonata
Apakah ini pertanda
Aku telah selesai
Berhenti dan kecewa
Tak lagi bolrh menyapamu
Dengan bahasa musim bunga
Sungguh tak adalagi kata yang mau ku sua
Vocal dan konsonan menjauh
Bersunyi senyap di rimbun rimba raya
Demi kata paling bermakna
Ku berhenti meretas dari sepi
Yang mengaduk imaji puisi
Sajak sajak alfanajam,Pptq,10 april 2010
Matamu berkabut dalam senja
:rindang
Pada rindang kamboja
Pencalang berlayar memanjat firman
Guguran dedaun mengelindan pada riak air
Menyabung udara terapung
Pada potongan senja
Terang di serap remang
Deru ombak menyusun lirik lagu
Lekuk terumbu ,tarian nyiur,tambak udang
Mengekalkan kebersuaan
Diantara lipatan lipatan hari
Pada riap rimbun sapamu
Di sesapi satuan kata
Berpendaran membentuk prosa
Berderaian dalam lumbung lumbung ingatan
Menderap di pucuk siwalan
Menakar rindu yang berkelenjar
Diatas pohon tanggung
Bait kidung murung menggantung
Memedar pada daun sirih dan setampuk pinang
Matamu berkabut dalam senja
Tugu rejo,tugu semarang ,5 maret 2010
Serat pungkasan
:sang penyair
Serat ini,san
Adalah serat terakhirku untukmu
Yang hanya untuk sekedar mengenang
Bahwa kala itu kian merapati senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar